Selamat Datang

Selamat datang di KeperawatanMedika.

Disini anda bisa menemukan hal-hal yang berkaitan dengan asuhan keperawatan kepada pasien.

Semoga bermanfaat.

Minggu, 31 Oktober 2010

Bayi Tabung

Bayi tabung adalah bayi hasil konsepsinya (dari pertemuan antara sel telur dan sperma) yang dilakukan dalam sebuah tabung yang dipersiapkan sedemikian rupa di laboratorium.
      Bayi tabung adalah suatu istilah teknis. Istilah ini tidak berarti bayi yang terbentuk di dalam tabung, melainkan dimaksudkan sebagai metode untuk membantu pasangan subur yang mengalami kesulitan di bidang” pembuahan “ sel telur wanita oleh sel sperma pria. Secara teknis, dokter mengambil sel telur dari indung telur wanita dengan alat yang disebut "laparoscop" ( temuan dr. Patrick C. Steptoe dari Inggris ). Sel telur itu kemudian diletakkan dalam suatu mangkuk kecil dari kaca dan dipertemukan dengan sperma dari suami wanita tadi. Setelah terjadi pembuahan di dalam mangkuk kaca itu tersebut, kemudian hasil pembuahan itu dimasukkan lagi ke dalam rahim sang ibu untuk kemudian mengalami masa kehamilan dan melahirkan anak seperti biasa.
      Bayi tabung adalah individu atau bayi yang pembuahannya terjadi diluar tubuh wanita, dengan cara mempertemukan sel gemete (ga-met) betina (ovum) dengan sel jantan (spermatozoon) dalam sebuah bejana (petri disk) yang didalam bejana telah disediakan medium yang cocok (suhunya dan lembabnya) dengan didalam rahim sehingga ayigote (hasil pembuahan) yang terjadi dari dua sel tadi menjadi morulla (moerbei) dan kemudian menjadi blastuta (pelembungan). Pada stadium blastuta calon bayi dimasukkan (diinflantasikan) dalam selaput lendir wanita yang siap untuk dibuahi dalam masa subur (sekresi). Teknik ini biasa dikenal dengan Fertilisasi in Vitro (FIV).

Langkah – langkah Pembuatan Bayi Tabung

1.      Datanglah ke dokter bagian obstetri dan ginekologi bila ingin menjalani satu siklus program bayi tabung.
2.      Bila ditemukan kelainan/masalah pada Anda berdua, dokter spesialis akan merujuk ke pusat layanan bayi tabung. Setelah diketahui penyulit kehamilan, pasangan suami isteri disiapkan menjalani proses bayi tabung.
3.      Setiap pasangan akan menerima penjelasan program bayi tabung dan prosedur pelaksanaan dalam sebuah kelas/kelompok.
4.      Peserta program harus menandatangani perjanjian tertulis: bersedia bila dokter melakukan tindakan yang dianggap perlu semisal operasi, bersedia menghadapi kemungkinan mengalami kehamilan kembar dan risiko lain yang dapat ditimbulkan.
5.      Pelaksanaan program bisa dimulai berdasarkan masa haid. Calon ibu akan diberi obat-obatan hormonal sebagai pemicu ovulasi agar menghasilkan banyak sel telur. Selanjutnya dilakukan Ovum pick up/Opu (pengambilan sel telur). Sedangkan calon ayah akan diambil sperma dengan cara masturbasi. Bila jumlah sperma cukup banyak akan disemprotkan ke sel telur.
Bila saat masturbasi tak ada sperma yang keluar, berarti ada sumbatan. Untuk itu akan dilakukan cara lain, yaitu dengan MESA (Microsurgical Epydidimis Sperm Aspiration);sperma diambil dari salurannya.
Bisa juga dengan TESA (Testical Sperm Extraction); sperma diambil langsung dari buah zakar.Bila sperma yang dihasilkan sangat sedikit, maka dilakukan ICSI (Intra Cytoplasmic Sperm Injection); sperma disuntikkan ke sel telur. Cara ini khusus bagi pasangan infertil dimana suami mempunyai sperma sangat sedikit.
6.      Setelah terjadi fertilisasi dan embrio, maka embrio ditransfer ke rahim ibu.
7.      Ibu dipantau beberapa waktu dengan pemeriksaan hormon kehamilan (hCG) di darah dan pemeriksaan USG.
Indikasi Dilakukannya Bayi Tabung
  • 1.      Kualitas dan kuantitas sperma.
  • 2.      Keadaan rahim normal atau tidak. Pemeriksaan dilakukan dengan rontgen dan USG.
  • 3.      Apakah tuba falopi (saluran telur) lancar atau tersumbat. Untuk mengetahuinya dilakukan pemeriksaan hCG.
  • 4.      Apakah lingkungan di sekitar rahim dan indung telur normal atau ada kelainan. Pemeriksaan dilakukan dengan laparoskopi diagnostik/diteropong.
Jenis – Jenis Program Bayi Tabung
1.      Teknik Fertilisasi in vitro konvensional, yaitu mempertemukan 1 sel telur dengan 50.000 – 100.000 sperma di dalam cawan petri yang berisi medium kultur sehingga terjadi pembuahan.
Kelebihan: cara ini secara teknis lebih mudah dilakukan, tidak ada manipulasi pada sel telur (lebih alami) dan biaya sedikit lebih murah.
Kelemahan: jika ada masalah pada sperma, maka sperma tidak dapat menembus sel telur sehingga pembuahan tidak bisa terjadi.
2.      PZD (Partial Zona Dessection) dan SUZI (Subzonal Sperm Intersection). Pada teknik PZD, sperma disemprotkan ke sel telur setelah dinding sel telur dibuat celah untuk mempermudah kontak sperma dengan sel telur. Sedangkan pada SUZI sperma disuntikkan langsung ke dalam sel telur. Namun, teknik pembuahan mikromanipulasi di luar tubuh ini pun masih dianggap kurang memuaskan hasilnya.
3.      Teknik “Intra Cytoplasmic Sperm Injection” (ICSI), yaitu teknik injeksi dengan cara menyuntikkan 1 sperma langsung ke dalam 1 sel telur sehingga terjadi pembuahan.
Kelebihan:
·         Jika suami mengalami kasus Azoospermia (tidak ada sperma yang keluar bersama air mani) atau sperma yang sangat sedikit jumlahnya atau sangat jelek kualitasnya, teknik ini sangat membantu.
·         Teknik ini didukung dengan sistem pengambilan sperma langsung dari testis atau teknologi simpan beku sperma (sperma dibekukan dahulu sampai saatnya diperlukan)
      Kelemahan: teknik ini lebih sulit karena memerlukan alat khusus yang disebut        micromanipulator, sehingga biaya lebih mahal tetapi dapat mengatasi faktor sperma yang  ekstrim sekalipun untuk bisa membuahi sel telur.

            Berdasarkan sperma, ovum dan tempat embrio ditransplantasikan, bayi tabung dapat         dibedakan menjadi beberapa jenis diantaranya adalah:
·         Bayi tabung menggunakan sperma dan ovum dari pasangan suami istri, kemudian embrionya ditransplantasikan kedalam rahim istri.
·         Bayi tabung menggunakan sperma dan ovum dari pasangan suami istri lalu embrionya ditransplantasikan kedalam rahim ibu pengganti (surrogate mother)
·         Bayi tabung yang menggunakan sperma dari suami, ovum dari donor lalu embrionya ditransplantasikan kedalam rahim ibu
·         Bayi tabung yang menggunakan sperma dari donor, sedang ovumnya dari istri, embrionya ditransplantasikan kedalam rahim istri
·         Bayi tabung yang menggunakan sperma dari donor, ovumnya dari istri embrionya ditransplantasikan kedalam rahim surrogate mother
·         Bayi tabung yang menggunakan sperma dari suami, ovumnya dari donor, embrionya ditransplantasikan kedalam rahim istri
·         Bayi tabung yang menggunakan sperma dan ovum dari donor, lalu embrionya ditransplantasikan ke dalam rahim istri
·         Bayi tabung yang menggunakan sperma dan ovum dari donor, kemudian embrionya ditransplantasikan ke dalam rahim surrogate mother














Selasa, 19 Oktober 2010

Hemodialisa


A. Pengertian Haemodialisis
Hemodialisa berasal dari kata hemo=darah,dan dialisa=pemisahan atau filtrasi. Pada prinsipnya hemodialisa menempatkan darah berdampingan dengan cairan dialisat atau pencuci yang dipisahkan oleh suatu membran atau selaput semi permeabel. Membran ini dapat dilalui oleh air dan zat tertentu atau zat sampah. Proses ini disebut dialysis yaitu proses berpindahnya air atau zat, bahan melalui membran semi permeabel ( Pardede, 1996 ).
Terapi hemodialisa adalah suatu teknologi tinggi sebagai terapi pengganti untuk mengeluarkan sisa-sisa metabolisme atau racun tertentu dari peredaran darah manusia seperti air, natrium, kalium, hidrogen, urea, kreatinin, asam urat, dan zat-zat lain melalui membran semi permeabel sebagai pemisah darah dan cairan dialisat pada ginjal buatan dimana terjadi proses difusi, osmosis dan ultra filtrasi (Setyawan, 2001).


B. Tujuan Hemodialisa
Sebagai terapi pengganti, kegiatan hemodialisa mempunyai tujuan :
a. Membuang produk metabolisme protein seperti urea, kreatinin dan asam urat
b. Membuang kelebihan air.
c. Mempertahankan atau mengembalikan system buffer tubuh.
d. Mempertahankan atau mengembalikan kadar elektrolit tubuh.
e. Memperbaiki status kesehatan penderita.
C. Proses Hemodialisa
Dalam kegiatan hemodialisa terjadi 3 proses utama seperti berikut :
a) Proses Difusi yaitu berpindahnya bahan terlarut karena perbedaan kadar di dalam darah dan di dalam dialisat. Semakian tinggi perbedaan kadar dalam darah maka semakin banyak bahan yang dipindahkan ke dalam dialisat.
b) Proses Ultrafiltrasi yaitu proses berpindahnya air dan bahan terlarut karena perbedaan tekanan hidrostatis dalam darah dan dialisat.
c) Proses Osmosis yaitu proses berpindahnya air karena tenaga kimia, yaitu perbedaan osmolaritas darah dan dialisat ( Lumenta, 1996 ).
D. Alasan dilakukannya Hemodialisa
Hemodialisa dilakukan jika gagal ginjal menyebabkan :
a) Kelainan fungsi otak ( ensefalopati uremik )
b) Perikarditis ( peradangan kantong jantung )
c) Asidosis ( peningkatan keasaman darah ) yang tidak memberikan respon
terhadap pengobatan lainnya.
d) Gagal jantung
e) Hiperkalemia ( kadar kalium yang sangat tinggi dalam darah ).
E. Frekuensi Hemodialisa.
Frekuensi, tergantung kepada banyaknya fungsi ginjal yang tersisa, tetapi sebagian besar penderita menjalani dialisa sebanyak 3 kali/minggu. Program dialisa dikatakan berhasil jika :
1 ) Penderita kembali menjalani hidup normal.
2 ) Penderita kembali menjalani diet yang normal.
3 ) Jumlah sel darah merah dapat ditoleransi.
4 ) Tekanan darah normal.
5 ) Tidak terdapat kerusakan saraf yang progresif ( Medicastore.com, 2006 )
Dialisa bisa digunakan sebagai pengobatan jangka panjang untuk gagal ginjal kronis atau sebagai pengobatan sementara sebelum penderita menjalani pencangkokan ginjal. Pada gagal ginjal akut, dialisa dilakukan hanya selama beberapa hari atau beberapa minggu, sampai fungsi ginjal kembali normal.

F. Komplikasi pada Hemodialisa
Komplikasi dalam pelaksanaan hemodialisa yang sering terjadi pada saat dilakukan terapi adalah :
a. Hipotensi
b. Kram otot
c. Mual atau muntah
d. Sakit kepala
e. Sakit dada
f. Gatal-gatal
g. Demam dan menggigil
h. Kejang 






Hemodialisa


Hemodialisa dan CAPD





HEMODIALISA
Hemodialisa adalah suatu teknologi tinggi sebagai terapi pengganti fungsi ginjal untuk mengeluarkan
sisa-sisa metabolisme atau racun tertentu dari peredaran darah manusia seperti air, natrium, kalium,
hydrogen, urea, kreatinin, asam urat, dan zat-zat lain melalui membran semi permeable sebagai pemisah
darah dan cairan dialisat pada ginjal buatan dimana terjadi proses difusi, osmosis dan ultra filtrasi.
CAPD (Continuius Ambulatory Peritoneal Dialysis)
Metode pencucian darah dengan mengunakan peritoneum (selaput yang melapisi perut dan pembungkus organ perut). Selaput ini memiliki area permukaan yang luas dan kaya akan pembuluh darah. Zat-zat dari darah dapat dengan mudah tersaring melalui peritoneum ke dalam rongga perut. Cairan dimasukkan melalui sebuah selang kecil yang menembus dinding perut ke dalam rongga perut. Cairan harus dibiarkan selama waktu tertentu sehingga limbah metabolic dari aliran darah secara perlahan masuk ke dalam cairan tersebut, kemudian cairan dikeluarkan, dibuang, dan diganti dengan cairan yang baru.
KAPAN HARUS CUCI DARAH
Cuci darah dilakukan jika gagal ginjal menyebabkan:
  • Kelainan fungsi otak (ensefalopati uremik)
  • Perikarditis (Peradangan kantong jantung)
  • Asidosis (peningkatan keasaman darah) yang tidak memberikan respon terhadap pengobata lainnya.
  • Gagal Jantung
  • Hiperkalemia (kadar kalium yang sangat tinggi dalam darah)
KEUNGGULAN CAPD
1. Proses dialysis peritoneal ini tidak menimbulkan rasa sakit.
2. Membutuhkan waktu yang singkat, terdiri dari 3 langkah.
  • Pertama, masukkan dialisat berlangsung selama 10 menit
  • Kedua, cairan dibiarkan dalam rongga perut untuk selama periode waktu tertentu (4-6 jam)
  • Ketiga, pengeluaran cairan yang berlangsung selama 20 menit
3. Ketiga proses diatas dilakukan beberapa kali tergantung kebutuhan dan bisa dilakukan oleh
pasien sendiri secara mandiri setelah dilatih dan tidak perlu ke rumah sakit.

Tresna Ring Gumi

Tresna Ring Gumi
Sebagai Wahana Pecinta Alam