Selamat Datang

Selamat datang di KeperawatanMedika.

Disini anda bisa menemukan hal-hal yang berkaitan dengan asuhan keperawatan kepada pasien.

Semoga bermanfaat.

Sabtu, 02 Oktober 2010

Asuhan Keperawatan Pasien DHF

B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A.  PENGKAJIAN
1.  Wawancara
a. Biodata klien
Meliputi identitas pasien dan keluarga.
b. Riwayat kesehatan
- Riwayat kesehatan sekarang.
Biasanya klien demam, lemah, sakit kepala, anemia, nyeri ulu hati dan nyeri otot.
- Riwayat kesehatan keluarga.
Sebelumnya apakah ada anggota keluarga yang mengalami penyakit yang sama.
- Riwayat kesehatan dahulu
Apakah sebelumnya klien pernah mengalami penyakit yang sama.

2. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum
Kesadaran : Composmentis, samnolen, koma (tergantung derajat DHF)
TTV : Biasanya terjadinya penurunan
2) Kepala
- Wajah : Kemerahan (flushig), pada hidung terjadi epistaksis
- Mulut : Perdarahan gusi, muosa bibir kering dan kadang-kadang lidah kotor
- Leher : Tidak ada masalah


1)      Thorak
 Paru : Pernafasan dangkal, pada perkusi dapat ditemukan bunyi redup karena efusi pleura
Jantung : Dapat terjadi hipotensi karena kekurangan cairan
4) Abdomen : Nyeri ulu hati, pada palpasi dapat ditemukan pembesaran hepar dan limpa
5) Ekstremitas : Nyeri sendi
6) Kulit : Ditemukan ptekie, ekimosis, purpura, hematoma, hyperemia

3. Analisa data
a. Data Subjektif
Pada pasien DHF data subjektif yang sering ditemukan timbul antara lain :
-          Breath: sesak napas
-          Blood: penurunan trombosit, perdarahan
-          Brain: sakit kepala
-          Blandder: urine menurun
-          Bowel: konstipasi
-          Bone: nyeri pada otot dan sendi, pegal-pegal pada seluruh tubuh, lemaH
-          Anoreksia (tak nafsu makan), mual, haus, sakit saat menelan
-          Demam atau panas
b. Data Objektif
Data objektif yang sering dijumpai pada penderita DHF antara lain :
-        Suhu tubuh tinggi: menggigil; wajah tampak kemerahan (flushimg)
-        Mukosa mulut kering; perdarahan gusi; lidah kotor (kadang-kadang)
-        Tampak bintik merah pada kulit (petekie)
-        Kulit, bibir dan lidah menjadi kering; tampak kehausan, sudah lama tidak buang air kecil dan kelenturan kulit menurun

B.  DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.      Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit (viremia).
2.      Kekurangan  volume cairan berhubungan dengan peningkatan permeabilitas dinding plasma..
3.      Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake makanan tidak adekuat.
4.      Gangguan aktivitas sehari-hari berhubungan dengan kondisi tubuh yang lemah.
5.      Risiko  syok hypovolemik berhubungan dengan kurangnya volume cairan tubuh..
6.      Resiko terjadi perdarahan lebih lanjut berhubungan dengan trombositopenia.
7.      Kecemasan berhubungan dengan kondisi pasien yang memburuk dan perdarahan










C.        TUJUAN & INTERVENSI KEPERAWATAN
NO. DX
DIAGNOSA KEPERAWATAN
TUJUAN & KRITERIA HASIL
INTERVENSI
RASIONAL
1
Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit (viremia).
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan demam pasien teratasi, dengan criteria hasil:
- Suhu tubuh normal (36 – 370C).
- Pasien bebas dari demam.
1.   Kaji saat timbulnya demam.

2.   Observasi tanda vital (suhu, nadi, tensi, pernafasan) setiap 3 jam.




3.   Berikan kompres hangat.





4.   Anjurkan untuk tidak memakai selimut dan pakaian yang tebal.
5.   Berikan terapi cairan intravena dan obat-obatan sesuai program dokter.


1.      untuk mengidentifikasi pola demam pasien.
2.      tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui keadaan umum pasien.
2,5 liter/24 jam.
±7)Anjurkan pasien untuk banyak minum
3.      Dengan vasodilatasi dapat meningkatkan penguapan yang mempercepat penurunan suhu tubuh.
4.      pakaian tipis membantu mengurangi penguapan tubuh.

5.      pemberian cairan sangat penting bagi pasien dengan suhu tinggi.







2.
Kekurangan  volume cairan berhubungan dengan peningkatan permeabilitas dinding plasma.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan volume cairan tubuh pasien terpenuhi, dengan criteria hasil:
- mukosa bibir lembab
- turgor kulit baik

1.   Kaji keadaan umum pasien (lemah, pucat) serta tanda-tanda vital.


2.   Berikan cairan intravena sesuai program dokter







3.   Anjurkan pasien untuk banyak minum.



4.   Catat intake dan output.





1.      Menetapkan data dasar pasien untuk mengetahui penyimpangan dari keadaan normalnya.

2.      Pemberian cairan IV sangat penting bagi pasien yang mengalami kekurangan cairan tubuh karena cairan tubuh karena cairan langsung masuk ke dalam pembuluh darah.
3.      Asupan cairan sangat diperlukan untuk menambah volume cairan tubuh.
4.      Untuk mengetahui keseimbangan cairan.













3.
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake makanan tidak adekuat
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi, dengan kriteria hasil :
- pasien mampu menghabiskan makanan sesuai dengan posisi yang diberikan /dibutuhkan.


1.   Kaji keluhan mual, sakit menelan, dan muntah yang dialami pasien.

2.   Kaji cara / bagaimana makanan dihidangkan.


3.   Berikan makanan yang mudah ditelan seperti bubur.


4.   Berikan makanan dalam porsi kecil dan frekuensi sering.

5.   Catat jumlah / porsi makanan yang dihabiskan oleh pasien setiap hari.

6.   Berikan obat-obatan antiemetik sesuai program dokter.




7.   Timbang berat badan pasien setiap minggu.
1.      Untuk menetapkan cara mengatasinya



2.      Cara menghidangkan makanan dapat mempengaruhi nafsu makan pasien.
3.      Membantu mengurangi kelelahan pasien dan meningkatkan asupan makanan .
4.      Untuk menghindari mual




5.      Untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan nutrisi.



6.      Antiemetik membantu pasien mengurangi rasa mual dan muntah dan diharapkan intake nutrisi pasien meningkat.
7.      Untuk mengetahui status gizi pasien


4
Gangguan aktivitas sehari-hari berhubungan dengan kondisi tubuh yang lemah.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan  kebutuhan aktivitas sehari-hari terpenuhi
, dengan criteria hasil :
-  Pasien mampu mandiri setelah bebas demam.

1.   Kaji keluhan pasien.


2.   Kaji hal-hal yang mampu atau yang tidak mampu dilakukan oleh pasien.

3.   Bantu pasien untuk memenuhi kebutuhan aktivitasnya sehari-hari sesuai tingkat










4.   Letakkan barang-barang di tempat yang mudah terjangkau oleh pasien.




1.      Untuk mengidentifikasi masalah-masalah pasien.
2.      Untuk mengetahui tingkat ketergantungan pasien dalam memenuhi kebutuhannya.
3.      Pemberian bantuan sangat diperlukan oleh pasien pada saat kondisinya lemah dan perawat mempunyai tanggung jawab dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari pasien tanpa mengalami ketergantungan pada perawat.
4.      Akan membantu pasien untuk memenuhi kebutuhannya sendiri tanpa bantuan orang lain.

5
Risiko  syok hypovolemik berhubungan dengan kurangnya volume cairan tubuh.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan  resiko syok hypovolemik dapat teratasi
, dengan criteria hasil :
- Tidak terjadi syok hipovolemik.
- Tanda-tanda vital dalam batas normal.
- Keadaan umum baik.

1.   Monitor keadaan umum pasien









2.   Observasi tanda-tanda vital tiap 2 sampai 3 jam.

3.   Monitor tanda perdarahan




4.   Chek haemoglobin, hematokrit, trombosit







5.   Berikan transfusi sesuai program dokter.




6.   Lapor dokter bila tampak syok hipovolemik.


1.      Memantau kondisi pasien selama masa perawatan terutama pada saat terjadi perdarahan sehingga segera diketahui tanda syok dan dapat segera ditangani.
2.      Tanda vital normal menandakan keadaan umum baik.

3.      Perdarahan cepat diketahui dan dapat diatasi sehingga pasien tidak sampai syok hipovolemik.
4.      Untuk mengetahui tingkat kebocoran pembuluh darah yang dialami pasien sebagai acuan melakukan tindakan lebih lanjut.
5.      Untuk menggantikan volume darah serta komponen darah yang hilang.



6.      Untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut sesegera mungkin

6
Risiko terjadi perdarahan lebih lanjut berhubungan dengan trombositopenia.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan  resiko terjadi perdarahan dapat teratasi, dengan criteria hasil:
-Tidak terjadi tanda-tanda perdarahan lebih lanjut.
- Jumlah trombosit meningkat.

1.   Monitor tanda penurunan trombosit yang disertai gejala klinis.

2.   Anjurkan pasien untuk banyak istirahat

3.   Beri penjelasan untuk segera melapor bila ada tanda perdarahan lebih lanjut.

4.   Jelaskan obat yang diberikan dan manfaatnya.


1.      Penurunan trombosit merupakan tanda kebocoran pembuluh darah.

2.      Aktivitas pasien yang tidak terkontrol dapat menyebabkan perdarahan.
3.      Membantu pasien mendapatkan penanganan sedini mungkin.



4.       Memotivasi pasien untuk mau minum obat sesuai dosis yang diberikan.
7
Kecemasan berhubungan dengan kondisi pasien yang memburuk dan perdarahan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan  kecemasan pasien dapat teratasi, dengan criteria hasil :
 – Kecemasan berkurang.
1.   Kaji rasa cemas yang dialami pasien.
2.   Jalin hubungan saling percaya dengan pasien.


3.   Tunjukkan sifat empati



4.   Beri kesempatan pada pasien untuk mengungkapkan perasaannya

5.   Gunakan komunikasi terapeutik


1.      Menetapkan tingkat kecemasan yang dialami pasien.
2.      Pasien bersifat terbuka dengan perawat.





3.      Sikap empati akan membuat pasien merasa diperhatikan dengan baik.
4.      Meringankan beban pikiran pasien





5.       Agar segala sesuatu yang disampaikan diajarkan pada pasien memberikan hasil yang efektif.



D.  EVALUASI
a. Suhu tubuh pasien normal (36- 370C), pasien bebas dari demam.
b. Kebutuhan nutrisi klien terpenuhi, pasien mampu menghabiskan makanan sesuai dengan porsi yang diberikan atau dibutuhkan.
c. Keseimbangan cairan akan tetap terjaga dan kebutuhan cairan pada pasien terpenuhi.
d. Aktivitas sehari-hari pasien dapat terpenuhi.
e. Pasien akan mempertahankan sehingga tidak terjadi syok hypovolemik dengan tanda vital dalam batas normal.
f. Tidak terjadi perdarahan lebih lanjut.
g. Kecemasan pasien akan berkurang dan mendengarkan penjelasan dari perawat tentang proses penyakitnya.


DAFTAR PUSTAKA

Sunaryo, Soemarno, (1998), Demam Berdarah Pada Anak, UI ; Jakarta.
Effendy, Christantie, (1995), Perawatan Pasien DHF, EGC ; Jakarta.
Hendarwanto, (1996), Ilmu Penyakit Dalam, jilid I, edisi ketiga, FKUI ; Jakarta.
Carpenito,Lynda Jual.2001.Buku Saku Diagnosa Keperawatan edisi8.Jakarta:EGC.
Carpenito, Lynda Juall.2000.Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktis klinis edisi 6. Jakarta.EGC
Doengoes, Marilynn E, dkk.2000.Rencana Asuhan Keperawatan.Jakarta:EGC.
Mansjoer, Arif, dkk.2001.Kapita Selekta Kedokteran.Jakarta:Media Aeculapius FKUI.
Price, Sylvia A, dkk.2006.Patofisiologi volume 1.Jakarta:EGC.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tresna Ring Gumi

Tresna Ring Gumi
Sebagai Wahana Pecinta Alam